Oksigen,
seseorang sering mengejekku demikian. Tentang Jakarta dan kecintaanku pada
Jakarta.
Dulu aku slalu bilang : “Jakarta itu hanya kota untuk didatangi, bukan ditinggali” Daaaannn… aku harus menelan kata-kataku sendiri. Now, I really fallin’ Love with Jakarta.
Dulu aku slalu bilang : “Jakarta itu hanya kota untuk didatangi, bukan ditinggali” Daaaannn… aku harus menelan kata-kataku sendiri. Now, I really fallin’ Love with Jakarta.
Banyak
alasan kenapa aku cinta Jakarta :
1. Like I
ever said, KE-APATIS-AN-nya. Cuma diJakarta aku bisa jd diriku sendiri tanpa
takut ini itu. Dan cuma Jakarta yang membiarkan aku melakukan apapun yang
kumau.
Aku belajar banyak hal disini. Aq mengenal banyak orang disini. Yang akhirnya mereka menjadi bagian dari hidupku.
Aku belajar banyak hal disini. Aq mengenal banyak orang disini. Yang akhirnya mereka menjadi bagian dari hidupku.
2. Jakarta
ga punya jam tidur. I love it. Aku bisa keluar jam 2am, nongkrong di KFC smpai
hampir pagi. Hahaha… Dan tentu saja, itu ga bisa kulakuin selama aku masih di
Borneo —yang sedang berusaha kucintai—
3. Mungkin
banyak yang bilang di Jakarta semua hal serba palsu. Tapi aku justru
menikmatinya. Aku bisa menjadi mungkin satu-satunya yang ga palsu kalo begitu.
4. Dan untuk
menutup ceritaku yang entah akan kusambung lain waktu, Aku ke Jakarta untuk
sebuah alasan. Mengejar cintaku. Walau akhirnya harus kandas. Heee… Too
romantic ato entah tolol. Aku meninggalkan anak-anakku dan piciknya dengan
alasan untuk sebuah pekerjaan —dan memang aq benar-benar bekerja— Tapi, aku
tidak menyesali semua. Smua murni keputusanku. Kalo pada akhirnya kami tidak
bersama yaaa itu memang kehendak-Nya. Yang pasti, aku sudah melakukan yang
terbaik yang aku bisa untuk mendapatkan cintaku.