Sunday, May 24, 2009

Kisah tentang Seorang Lelaki

Ini adalah sebuah kisah tentang seorang Lelaki. Lelaki yang tak memiliki romantisme di dalam kamus hidupnya. Dia tidak tau harus berbuat apa untuk orang yang dicintainya. Dia sadar dia salah. Dia telah melakukan kesalahan besar dalam hidupnya. Namun, dia seolah terpasung oleh kesalahan itu. Sulit baginya melepaskan diri, untuk tidak menyakiti wanita yang dicintainya...walaupun sebenarnya dia ingin memberi kebahagiaan untuk wanita itu. Berikut adalah goresan tinta dari sang Lelaki yang entah ditujukan pada siapa. Dan mungkin ini akan menjadi satu-satunya hal paling romantic yang pernah dia lakukan.

Jumat, 15 Juli 2005

Hai sepi, nggak tau jalan hidupku gimana. Kalopun kami damai aku harus tetep ati2. Aku nyesel juga punya sifat kayak gini, dimana aku terlalu bodoh untuk mengerti keadaan aku harus bersikap gimana. Setiap aku bergerak aku mesti siap terima kata2 “kita pisah” atau dicuekin (setiap ngoming nggak direspon). Aku sudah berjanji dalam hati nggak akan memperlakukan dia dengan kasar lagi.
Sepi...saat aku ditinggalkan oleh dia 1 malam rasanya udah nggak ada lagi yang bakalan mau berkeluh kesah denganku lagi. Hari2ku, canda gurauku nggak akan lagi aku dapetin. Aku sadar kalau dia milih pisah adalah suatu hal yang benar bagi dia. Siapa sih yang mau punya suami yang nggak bisa dibanggain.
Sepi...aku nyesel mbilangin dia brengsek. Kenapa? Karena sebenernya yang brengsek itu aku. Bayangin istri perutnya kesakitan, suami enak2an tidur. Janjiku nganter dia ke praktek kulewatkan dan akhirnya dia pergi dengan diantar teman cowo’nya. Baik2 dia memintaku untuk tinggal menemaninya di rumah, aku malah menghadiahkan pukulan. Suami macam apa aku. Paling dia nyesel poll milih aku jadi suaminya. Siapa sih cewe’ yang mau sama orang yang nggak berprospek , nggak punya pengertian kayak aku.
Oh iya sepi, dia bilang aku tuh kalo dia lagi marah, aku baik sama dia. Tapi pas baekan malah bikin dia sakit lagi. Bangsat banget nggak aku? Akhir2 ini kita jarang ngobrol enak, tapi untung juga dia baek banget masih mau nyiapin keperluanku. Mulai makanku, sampai tugas2 kuliahku. Dia juga ngasih seabrek kesempatan yang selalu aku sia2in. Goblok banget aku ini.
Oh iya sepi, aku inget dia dulu pernah bilang kalo aku bakal lebih baik kalo kami pisah. Tapi gmana mau lebih baik kalo nggak ada yang membimbing, nasehatin aku (bingung aku). Doaku satu, kalo kami pisah Ya Tuhan tolong bahagiakan dia dengan apapun yang dia pilih.
Apa iya dia mau memaafkan aku? Semalem dia ngeluh sakit perut. Aku ngantuk banget. Kata adekku dia nelpon taxi. Dan aku nggak nyari dia. Barusan aku nelpon temannya ternyata istriku semalem tidur di masjid. Dalam kondisinya yang sedang hamil 9bulan. Maaf.

Berpegang pada tulisan ini. Sang istri bertahan dengan Lelaki itu, dengan keyakinan bahwa Lelaki itu teramat mencintainya. Seiring waktu, keyakinannya tak jua terkuatkan, malah semakin terkikis. Sampai akhirnya tak bersisa lagi.

No comments: